Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

Gen Z, Bonus atau Beban Demografi?

Analisis Serapan Rendah Angkatan Kerja Generasi Z dan Dampaknya terhadap Bonus Demografi di Indonesia


 

A+ | Indonesia sedang mengalami fase penting dalam sejarah demografinya, yaitu bonus demografi. Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Diperkirakan puncak bonus demografi di Indonesia akan terjadi antara tahun 2020 hingga 2035. Namun, kondisi ini bisa menjadi pedang bermata dua jika angkatan kerja, terutama dari generasi Z (lahir antara tahun 1997-2012), tidak terserap dengan baik ke dalam pasar kerja.


Tantangan Serapan Kerja Generasi Z

Generasi Z memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri dalam memasuki dunia kerja. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi rendahnya serapan kerja generasi Z adalah sebagai berikut:


1. Kesenjangan Keterampilan (Skill Gap)

   Generasi Z tumbuh dengan teknologi, namun banyak dari mereka tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk kelompok usia 15-24 tahun pada tahun 2023 mencapai 16,32%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.


2. Ketidakcocokan antara Pendidikan dan Industri

   Banyak lulusan pendidikan formal yang tidak memiliki keterampilan yang diinginkan oleh pasar kerja. Data menunjukkan bahwa 67% dari pengangguran di Indonesia merupakan lulusan SMA atau setara, yang menandakan kurangnya keterampilan praktis dan teknis yang dibutuhkan industri.


3. Kurangnya Pengalaman Kerja

   Generasi Z sering kali kurang berpengalaman kerja dibandingkan dengan angkatan kerja yang lebih tua. Perusahaan sering kali mencari kandidat dengan pengalaman, sehingga lulusan baru sulit bersaing.


4. Perubahan Lanskap Pekerjaan

   Revolusi Industri 4.0 dan pandemi COVID-19 telah mengubah lanskap pekerjaan secara signifikan. Banyak pekerjaan tradisional hilang, digantikan oleh pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan digital dan adaptasi cepat terhadap teknologi.


Dampak Terhadap Bonus Demografi

Bonus demografi seharusnya menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, jika angkatan kerja produktif, khususnya generasi Z, tidak dapat terserap dengan baik, beberapa dampak negatif dapat terjadi:

 

1. Pengangguran dan Kemiskinan

   Tingginya angka pengangguran dapat meningkatkan tingkat kemiskinan. Generasi Z yang menganggur tidak hanya membebani keluarga mereka tetapi juga sistem sosial dan ekonomi negara. 


2. Beban Sosial

   Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menambah beban pada sistem kesejahteraan sosial, meningkatkan ketidakstabilan sosial, dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan mental.

 

3. Penurunan Produktivitas

   Kegagalan dalam memanfaatkan bonus demografi dapat menyebabkan penurunan produktivitas nasional. Pertumbuhan ekonomi yang lambat akan menghambat upaya Indonesia untuk mencapai status negara maju.

 

Solusi dan Strategi

Untuk mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan bonus demografi secara optimal, beberapa strategi perlu diimplementasikan:

 

1. Reformasi Pendidikan dan Pelatihan

   Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan industri. Pendidikan vokasi dan pelatihan keterampilan harus ditingkatkan. Kerjasama antara institusi pendidikan dan industri perlu diperkuat untuk memastikan lulusan siap kerja.

 

2. Mendorong Kewirausahaan

   Pemerintah dan sektor swasta perlu mendorong kewirausahaan di kalangan generasi Z. Program inkubasi bisnis, akses ke modal, dan bimbingan kewirausahaan bisa membantu generasi muda menciptakan lapangan kerja.

 

3. Pengembangan Ekonomi Digital

   Pelatihan keterampilan digital dan program magang dalam bidang teknologi bisa membantu generasi Z menyesuaikan diri dengan pekerjaan masa depan yang berbasis teknologi.

 

4. Peningkatan Infrastruktur Ekonomi

   Investasi dalam infrastruktur, terutama di daerah-daerah terpencil, bisa menciptakan lapangan kerja baru dan meratakan distribusi ekonomi.



Kesimpulan

Indonesia berada di persimpangan penting dalam memanfaatkan bonus demografi. Generasi Z, dengan karakteristik unik dan tantangan yang mereka hadapi, memerlukan perhatian khusus. Dengan strategi yang tepat, seperti reformasi pendidikan, dorongan kewirausahaan, dan pengembangan ekonomi digital, Indonesia dapat memanfaatkan potensi generasi Z untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mencapai kesejahteraan bersama. Tanpa langkah-langkah yang tepat, bonus demografi bisa berubah menjadi beban demografi, menghambat kemajuan bangsa di masa depan.

 

 

📱 MAHAR PRASTOWO

Posting Komentar

0 Komentar