Prof. Dr. Salim Said lahir di desa Amparita, yang pada masa Hindia Belanda merupakan bagian dari Afdeling Parepare, kini menjadi bagian dari Kabupaten Sidenreng Rappang. Ia adalah putra sulung dari Haji Said dan Hajjah Salmah. Pendidikan dasarnya diselesaikan di Parepare, kemudian ia melanjutkan pendidikan menengah atas di Surakarta, Jawa Tengah.
Salim Said memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Ia sempat menempuh pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964–1965) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1963–1968), meski tidak menyelesaikannya. Kemudian, ia meraih gelar sarjana dari Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (1977). Salim Said melanjutkan studinya ke Ohio University di Amerika Serikat, tempat ia memperoleh gelar M.A. pada tahun 1980, dan kemudian meraih gelar Ph.D. dari Ohio State University, Columbus pada tahun 1985.
Karier dan Kontribusi
Salim Said memulai kariernya sebagai jurnalis, bekerja sebagai redaktur di beberapa media terkemuka seperti Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan majalah Tempo (1971-1987). Karier jurnalistiknya yang cemerlang membawanya pada keterlibatan yang lebih mendalam dalam dunia akademis dan seni.
Ia pernah mengajar di Sekolah Ilmu Sosial dan menjadi anggota Dewan Film Nasional. Sebagai anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Salim Said sering berpartisipasi dalam berbagai diskusi tentang film, sejarah, sosial, dan politik Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sejak tahun 2000, Salim Said menjadi dosen luar biasa di Universitas Muhammadiyah Malang. Pada tahun 2005, ia memenuhi syarat angka kredit untuk diangkat sebagai guru besar Fakultas Sosial dan Ilmu Politik di universitas yang sama.
Karya dan Publikasi
Salim Said adalah penulis produktif dengan berbagai karya yang mencakup topik militer, politik, sejarah, dan film. Beberapa buku penting yang ditulisnya antara lain:
- Profil Dunia Film Indonesia (1982)
- Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak (2001)
- Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013)
- Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto (edisi diperkaya, 2018)
Tulisan-tulisannya mengenai sastra dan film telah dimuat dalam berbagai media seperti Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, dan Budaya Jaya. Buku-buku dan artikel yang ia tulis memberikan kontribusi besar dalam pemahaman tentang dinamika militer dan politik di Indonesia, serta perkembangan dunia perfilman Indonesia.
Meninggal Dunia
Prof. Dr. Salim Said meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, pada Sabtu pukul 19.33 WIB. Sebelum meninggal, ia sempat bolak-balik dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Salim Said dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Minggu, 19 Mei selepas pukul 12.00 WIB.
Warisan dan Pengaruh
Prof. Dr. Salim Said meninggalkan warisan yang kaya dalam bidang studi militer, politik, dan film di Indonesia. Sebagai akademisi, jurnalis, dan pengamat, pemikirannya yang tajam dan analisisnya yang mendalam telah memberikan wawasan yang berharga bagi generasi berikutnya. Karyanya terus menjadi rujukan penting bagi mahasiswa, akademisi, dan praktisi yang tertarik pada dinamika politik dan militer di Indonesia. Kepergiannya meninggalkan kekosongan yang mendalam, tetapi warisan intelektualnya akan terus hidup dan menginspirasi banyak orang.
0 Komentar