Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

Drama Panas! Dekan FK UNAIR Dipecat Gara-gara Tolak Dokter Asing Ditempatkan di RS Pemerintah Dibawah Kemenkes


 
A+ | Surabaya - Keputusan mengejutkan datang dari Universitas Airlangga (UNAIR). Prof. Budi Santoso, Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR, dipecat secara tiba-tiba pada 3 Juli 2024. Keputusan kontroversial ini terjadi setelah Prof. Budi secara tegas menolak surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mengusulkan kedatangan dokter asing untuk menangani kasus-kasus kritis di rumah sakit vertikal.

Surat edaran nomor DG.03.02/D.IV/1483/2024 tersebut menyatakan kebutuhan mendesak akan dokter asing. Namun, Prof. Budi, seorang spesialis dokter kandungan dan ginekologi, dengan berani menyuarakan ketidaksetujuannya. Akibatnya, Rektor UNAIR, Prof. Nasih, memanggil dan memberhentikannya dari jabatan dekan.

Dalam sebuah pesan WhatsApp yang menghebohkan grup dosen FK UNAIR, Prof. Budi menulis, “Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK. Unair, saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK. Unair ada salah dan khilaf. Mari terus kita perjuangkan FK. Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang.”

Prof. Budi mengungkapkan bahwa informasi mengenai pemecatannya disampaikan sejak pagi hari, namun surat keputusan resmi baru diterimanya pada sore hari. Pemanggilan oleh Rektor UNAIR terkait penolakannya terhadap dokter asing dilakukan pada Senin, 1 Juli 2024.


Profil Prof. Budi Santoso

Prof. Budi Santoso adalah sosok yang dihormati di dunia kedokteran. Ia merupakan dokter spesialis di bidang Ginekologi dan Onkologi, serta staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo. Pria kelahiran Banyuwangi ini juga pernah menjabat sebagai Sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya. Ia penulis sembilan buku, termasuk “Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis” dan “Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita.”


Penjelasan Kemenkes

Menanggapi drama ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa rencana mendatangkan dokter asing bukanlah untuk merendahkan kapabilitas dokter dalam negeri. “Isunya bukan merendahkan kemampuan dokter-dokter kita. Dokter-dokter kita mampu,” ujar Menkes pada 2 Juli 2024.

Budi menjelaskan bahwa setiap tahun lebih dari 6.000 bayi berisiko kehilangan nyawa karena kelainan jantung bawaan. Kedatangan dokter asing dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa bayi-bayi tersebut. Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa pemecatan Prof. Budi adalah urusan internal UNAIR dan tidak ada kaitannya dengan Kemenkes.

“Tidak ada hubungan dengan Kemenkes, itu masalah internal Unair dan mungkin bisa klarifikasi lanjut dengan pihak rektorat Unair,” ujar Nadia.

Situasi ini semakin memanas dan menjadi sorotan publik. Bagaimana nasib Fakultas Kedokteran UNAIR ke depan dan akankah ada perubahan dalam kebijakan kesehatan nasional? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Situasi terkini, FK Unair dipenuhi bunga papan tanda keprihatinan atas apa yang menimpa Prof Budi Santoso, dan menimpa profesi dokter dalam negeri yang terkesan direndahkan. (Berbagai sumber)

Posting Komentar

0 Komentar