Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

Kepedulian dan Keberkahan: Hikmah Santunan Anak Yatim di Kayuringin

Ustadz Drs. KH. Ikin Ahmad Sodikin 

 

A+ | Di tengah derasnya arus kehidupan modern, di mana manusia berlomba-lomba mengejar dunia, Islam mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar duniawi dan kepedulian terhadap sesama. Salah satu wujud nyata ajaran tersebut adalah menyantuni anak yatim, sebuah amalan yang dijanjikan keberkahan dan kemuliaan di sisi Allah SWT. 

Hal inilah yang disampaikan oleh Ustadz Drs. KH. Ikin Ahmad Sodikin dalam tausiah di hadapan ratusan anak yatim di Masjid Baitul Haq, Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, pada Sabtu (22/2/2025). Dalam acara yang telah menjadi agenda rutin selama enam tahun terakhir ini, Ustadz Ikin menegaskan pentingnya ilmu yang bermanfaat serta sikap santun sebagai perhiasan akhlak yang dapat memancarkan keindahan Islam. 

Ilmu yang Bermanfaat, Doa yang Tak Terputus

Menurut Ustadz Ikin, seorang santri yang menimba ilmu ibarat menanam pohon. Jika ilmu itu digunakan dengan baik, maka ia akan berbuah keberkahan tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya. 

“Ilmu yang bermanfaat adalah doa sepanjang masa. Seorang santri yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan ilmunya, maka keberkahannya akan terus mengalir. Inilah yang menjadi harapan besar kita dalam mendidik generasi penerus,” ujar Ustadz Ikin.   

Dalam pandangan Islam, ilmu tidak hanya berhenti pada kepandaian akademik, tetapi juga harus bertransformasi menjadi amal yang nyata. Seorang yang berilmu, kata beliau, seharusnya menjadi cahaya bagi sekelilingnya, memancarkan keindahan akhlak seperti layaknya perhiasan yang menyilaukan.   

“Orang yang baik budi pekertinya, lemah lembut dan santun, bukan hanya disenangi manusia, tetapi juga menjadi alat dakwah yang paling efektif. Bukankah Rasulullah SAW menyebarkan Islam dengan akhlaknya yang mulia?” tambahnya.  


Santunan Anak Yatim: Investasi Akhirat yang Berlipat Ganda

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Ikin juga mengingatkan bahwa menyantuni anak yatim bukan hanya sebatas kewajiban sosial, tetapi juga merupakan jalan menuju kemuliaan di dunia dan akhirat.   

"Disunahkan untuk memberikan sedekah kepada orang-orang saleh, orang baik, orang yang menjaga kehormatan, dan orang yang membutuhkan," tutur Ustadz Ikin, mengutip sebuah hadis.   

Santunan anak yatim, lanjutnya, bukan sekadar tindakan karitatif, tetapi juga wujud nyata kasih sayang dan kepedulian sosial. Selain membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup, santunan ini juga memastikan bahwa mereka mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang layak.   

“Kita semua ingin mendapatkan pahala yang besar, bukan? Maka ini adalah salah satu jalannya. Rasulullah SAW sendiri menjanjikan bahwa mereka yang menyayangi anak yatim akan dekat dengannya di surga, seperti jari telunjuk dan jari tengah,” ujarnya sambil mengisyaratkan kedekatan kedua jarinya.  



Teladan dari Kayuringin: Menebar Kebaikan Tanpa Henti

Kegiatan santunan yang rutin dilaksanakan di Masjid Baitul Haq ini merupakan inisiatif berbagai pihak, termasuk Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Sejak enam tahun lalu, tanpa terputus, kegiatan ini terus berjalan, menjadi salah satu program sosial yang menjadi inspirasi bagi banyak pihak. 

“Apa yang dilakukan teman-teman dari DMI, para DKM, dan semua yang terlibat dalam kegiatan santunan ini patut diapresiasi. Ini luar biasa, sudah berjalan enam tahun lebih tanpa putus, rutin setiap bulan. Ini perlu dipertahankan, bahkan bisa dikembangkan. Bisa jadi contoh bagi yang lain, apalagi kegiatan rutin seperti ini baru ada di Kayuringin,” kata Ustadz Ikin.   

Kegiatan ini, lanjutnya, tidak hanya bermanfaat bagi anak yatim yang disantuni, tetapi juga bagi para donatur dan panitia yang terlibat. Sebab, di balik setiap sedekah yang diberikan, ada doa dan keberkahan yang mengalir. 

“Jangan pernah takut miskin karena bersedekah. Justru dengan memberi, Allah akan melapangkan rezeki kita,” tegasnya. 

Sebagai penutup, Ustadz Ikin mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan kepedulian terhadap anak yatim sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. “Jika kita ingin melihat wajah Islam yang sesungguhnya, lihatlah bagaimana kita memperlakukan mereka yang lemah dan membutuhkan,” pungkasnya.   

Di tengah gempuran modernitas, di mana banyak orang sibuk mengejar dunia dan melupakan sesama, kegiatan santunan anak yatim di Kayuringin menjadi oase yang menyejukkan. Sebuah bukti bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, yang mengajarkan keseimbangan antara usaha duniawi dan kepedulian terhadap sesama.


Kegiatan Rutin yang Perlu Dicontoh   

KH. Ikin Ahmad Sodikin juga mengapresiasi pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan santunan ini, termasuk Dewan Masjid Indonesia (DMI), pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), serta seluruh donatur dan panitia yang telah berpartisipasi. Ia menilai bahwa keberlanjutan kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap anak yatim masih hidup di tengah masyarakat. 

"Apa yang dilakukan teman-teman dari DMI, para DKM, dan semua yang terlibat dalam kegiatan santunan ini patut diapresiasi. Ini sangat luar biasa, sudah berjalan lebih dari enam tahun tanpa putus, rutin setiap bulannya. Ini perlu dipertahankan bahkan bisa dikembangkan, sehingga bisa menjadi contoh bagi yang lain, apalagi kegiatan rutin seperti ini baru ada di Kayuringin,"
 tuturnya penuh harap.




 

Posting Komentar

0 Komentar