A+ | Minuman keras. Tawuran. Dua hal yang selalu berkaitan di Jakarta.
Di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, masalah ini kembali jadi sorotan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) FKDM yang digelar Senin lalu (25/2). Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kebon Pala tidak tinggal diam. Mereka datang dengan satu agenda besar: menghentikan peredaran miras yang memicu tawuran.
"Kami sudah lihat polanya. Hampir setiap tawuran di wilayah ini ada kaitannya dengan minuman keras," kata Fredrikus Tedi Pareira, Ketua FKDM Kebon Pala, dalam rapat yang dihadiri para pemangku kepentingan.
Yang duduk di ruangan itu bukan orang sembarangan. Ada Handoko Murhestriarso, Kepala Suku Badan Kesbangpol Jakarta Timur. Lalu Jajuli, Kasubdit Kewaspadaan Dini Masyarakat Jakarta Timur. Bambang Hendrianto Kasipem Kecamatan Makasar. Juga Ahmad Jakarsih, Dewan Kota. Mereka mendengar langsung keresahan para Ketua FKDM dari berbagai kelurahan.
Masalahnya di Mana?
Koordinasi. Itu kata kuncinya.
Ketua FKDM Kecamatan Makasar mengakui, komunikasi dengan Tiga Pilar (Polisi, TNI, Satpol PP) masih sering tersendat. Kadang, ketika masalah muncul—tawuran meletus, laporan masuk—responsnya lambat.
"Susah dihubungi," begitu keluhan yang terdengar dalam ruangan itu.
Ketua FKDM Kelurahan Pinang Ranti menambahkan satu masalah lagi: laporan sering mentok. FKDM sudah kerja keras mengumpulkan informasi, tapi saat dilaporkan, tidak selalu ditindaklanjuti.
"Kalau tidak ada tekanan dari atasan, kasus bisa berhenti begitu saja," katanya.
Kesbangpol pun diminta turun tangan. Minimal, membantu FKDM agar suara mereka lebih didengar. Jangan sampai kerja keras mereka di lapangan sia-sia hanya karena laporan yang tidak ditindaklanjuti.
Apa Solusinya?
Ada beberapa langkah yang disepakati dalam rapat itu:
1. Meningkatkan koordinasi lintas kecamatan untuk memberantas peredaran minuman keras yang sering jadi penyebab tawuran.
2. Membentuk sistem komunikasi lebih efektif antara FKDM dan Tiga Pilar. Tidak boleh ada kejadian, laporan masuk, tapi tidak direspons.
3. Mendorong Kesbangpol lebih aktif membantu FKDM dalam menghadapi kendala birokrasi.
4. Mengajak masyarakat lebih aktif melaporkan tanda-tanda tawuran atau peredaran miras di lingkungan mereka.
Semua sepakat. Tapi di lapangan, apakah ini bisa benar-benar jalan?
Itulah tantangannya.
Tedi mewakili FKDM Kebon Pala menyampaikan sikap optimistis. "Kami tidak akan berhenti. FKDM ini bukan hanya forum rapat-rapat. Kami ada di lapangan, bersama warga. Kalau ada masalah, kita hadapi sama-sama."
Masalah tawuran dan miras ini bukan baru. Tapi selama masih ada orang-orang yang mau bergerak, masalah ini tidak boleh dibiarkan jadi budaya.
FKDM Kebon Pala tidak mau kalah.
0 Komentar