Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

Senkom dan Jalan Panjang Mudik ke Kampung Halaman

 




A+ | Kerinci - 
Lebaran selalu tentang pulang. Tentang jalanan yang padat, tentang perjalanan yang tak hanya soal jarak, tetapi juga waktu, ingatan, dan harapan.

Di sebuah aula di Polres Kerinci, beberapa orang berkumpul. Mereka datang dengan berbagai seragam namun dengan niat yang sama: menjaga perjalanan pulang itu tetap aman. Ketua Senkom Mitra Polri Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh duduk di antara mereka. Ada polisi, tentara, petugas dinas perhubungan, pemadam kebakaran, tim kesehatan, dan relawan yang mungkin tak akan pulang sebelum memastikan orang lain sampai di rumah dengan selamat.

Kapolres Kerinci, AKBP Arya Tesa Brahmana, membuka rapat. Nada suaranya tegas, tapi tak ada ketegangan yang berlebihan. Semua di sini tahu bahwa pekerjaan mereka bukan soal perintah, melainkan soal tanggung jawab.

“Kita harus siap. Operasi Ketupat bukan hanya rutinitas tahunan. Ini tentang bagaimana kita menjaga ritme kota, menata arus orang yang rindu rumah, dan memastikan bahwa perjalanan mereka tak dihambat oleh ketidaktertiban yang seharusnya bisa kita cegah,” katanya.

Semua mendengarkan. Tak ada yang mencatat, mungkin karena sudah terlalu paham karena selalu sama setiap tahun. Jalanan akan macet, posko-posko akan didirikan, dan ada hal-hal yang selalu sama: kecelakaan yang tak diharapkan, pemudik yang kehilangan barangnya, anak kecil yang menangis karena tersesat di terminal.

Senkom ada di sini bukan hanya untuk berjaga, tetapi juga untuk menyambungkan komunikasi. Mereka bekerja dalam frekuensi yang kadang tak terdengar oleh kebanyakan orang. Mengabarkan jalan mana yang harus dihindari, menyalurkan informasi yang membuat perjalanan lebih aman, memastikan bahwa mudik tidak hanya tentang berangkat, tetapi juga tentang sampai.

Di ruangan itu, tak ada yang bicara soal lelah. Tak ada yang menyebut bahwa mereka sendiri juga ingin pulang, ingin berkumpul dengan keluarga, ingin berada di rumah pada malam takbiran.

Di luar sana, jalan masih lengang. Tapi tak lama lagi, kendaraan akan bergerak perlahan, dalam antrean panjang yang penuh kesabaran. Setiap klakson yang berbunyi bukan hanya suara ketidaksabaran, tetapi juga tanda bahwa di ujung perjalanan, ada seseorang yang menunggu.

Dan mereka yang ada di dalam ruangan ini, mereka yang hadir dalam rapat lintas sektoral Operasi Ketupat 2025, mungkin tidak akan punya perjalanan pulang yang panjang. Tapi mereka memastikan bahwa orang lain bisa pulang dengan tenang. 




Konten ini telah tayang di Kompasiana, Platform Blog KOMPAS
Untuk membacanya Klik di SINI






Posting Komentar

0 Komentar