Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka. (foto.humas Polsek Kramatjati) |
A+ | CeritaRamadhan - Sabtu sore, di Jalan Raya Inpres, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, ada pemandangan yang menyejukkan. Sekelompok polisi, ibu-ibu berseragam Bhayangkari, dan mahasiswa berbaur, membagikan takjil kepada pengendara yang melintas. Sejuk. Adem. Ramah.
Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka, memimpin langsung kegiatan ini. Sambil tersenyum, ia menyerahkan sekotak takjil kepada seorang pengendara motor yang berhenti sejenak. "Ini bukan sekadar berbagi makanan," katanya, "tapi juga menjaga situasi agar tetap kondusif selama bulan Ramadan."
Mungkin ada yang bertanya, apa hubungannya takjil dengan keamanan? Jawabannya ada di balik gestur sederhana ini. Kegiatan sosial seperti ini adalah bagian dari strategi Polsek Kramat Jati untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat. Mereka ingin mengurangi potensi gesekan. Khususnya, di tengah isu yang berkembang soal aksi unjuk rasa menjelang Lebaran.
"Kami ingin Ramadan ini penuh berkah, tanpa gangguan. Kami ingin masyarakat tenang menjalankan ibadah puasa," ujar Kapolsek.
Polisi, bhayangkari, mahasiswa berbaur membagikan takjil. (foto:Humas Polsek Kramatjati) |
Di barisan pembagi takjil, tampak beberapa mahasiswa Universitas MH Thamrin. Ada Reza, Maulana, Najwa, dan Nadila. Mereka datang dari fakultas yang berbeda, tapi sore itu, mereka satu tujuan: berbagi.
"Senang rasanya bisa ikut berbagi. Ramadan bukan hanya soal ibadah personal, tapi juga kebersamaan," kata Maulana Akbar, mahasiswa Fakultas Kesehatan.
Dari jajaran kepolisian, ada Wakapolsek AKP Suhartanta, Kanit Intel Iptu Rudi Hermawan, Kanit Samapta Iptu Yuliandi, dan Kasie Humas Ipda Pudjo W. Semuanya larut dalam suasana. Tidak ada sekat antara aparat dan warga. Sebuah momen yang mungkin tidak sering terlihat.
Namun, di balik suasana hangat ini, ada pesan tersirat. Kapolsek berharap para mahasiswa bisa menjadi bagian dari stabilitas keamanan. Ia menyinggung soal Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN. Juga, kebijakan Program MBG yang sedang didorong pemerintah.
"Kami harap mahasiswa bisa memahami situasi dan mendukung kebijakan pemerintah. Menjaga kondusivitas menjelang Idul Fitri lebih penting daripada turun ke jalan untuk aksi unjuk rasa," kata Kompol Rusid.
0 Komentar