Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

ARO 33 Tahun: Opep Masih Lincah, Abah Daeng Tetap Gagah



Kartono menulis cerita ini, dengan napas masih ngos-ngosan...

A+ | Sabtu pagi, Jakarta belum terlalu panas. Tapi di dalam Gelanggang Remaja Pasar Minggu, keringat sudah bercucuran. Bukan karena listrik padam. Tapi karena raket-raket melayang, bola bulutangkis terbang seperti punya sayap, dan suara sepatu berdecit di lapangan jadi lagu nasional pagi itu.

Itulah cara Ikatan Keluarga Mahasiswa ARO Gapopin (IKMA) merayakan ulang tahun akademinya yang ke-33. Bukan dengan potong tumpeng, bukan juga dengan webinar. Tapi dengan bulutangkis dan futsal. Yang pasti lebih membuat degup jantung naik... dan berat badan turun.

Yang menarik: dosen ikut. Alumni juga. Bahkan mitra eksternal seperti tim Abah Daeng Karna dari IROPIN Bekasi pun turun gunung. Katanya, sekalian silaturahmi. Tapi dari gaya main mereka, seperti sedang seleksi Olimpiade.

Opep, dosen yang juga jadi panitia, sekaligus turun gelanggang, menggandeng Alvin. Lawannya bukan sembarangan: Denny & Alvi dari RS Antam Medika. Pertandingannya seperti skripsi bab lima—penuh analisis dan emosi. Tapi akhirnya Opep & Alvin menang. Opep sempat teriak kecil, mungkin karena kram, mungkin karena bangga. Tidak jelas.

Di sektor ganda putri, Florida & Wisma lebih dingin. Main seperti sedang belanja bulanan: tenang, efisien, dan tanpa banyak drama. Mereka menaklukkan pasangan Tituk & Henny—yang katanya dulu pernah juara juga. Tapi umur memang tak bisa dibohongi. Florida & Wisma pun naik podium.

Direktur ARO Gapopin, Ferry Doringin, ikut tanding. "Bagus. Ini baru ulang tahun," katanya sambil menyeka keringat. Ia tidak menyebut siapa yang mengalahkannya. Tapi wajahnya tetap cerah seperti habis menang.

Turnamen ini rencananya selesai pukul delapan malam. Tapi ternyata berakhir pukul lima sore. Bukan karena pesertanya cepat capek, tapi karena panitia rapi dan peserta disiplin. Ini jarang terjadi di acara kampus. Tapi itulah ARO Gapopin: beda sejak dulu.

Besoknya futsal. Mungkin lebih seru. Mungkin juga lebih rusuh. Tapi yang pasti, semangat kekeluargaan tetap nomor satu. Di atas papan skor, dan juga di dalam hati.

Selamat ulang tahun, ARO. Tetap jernih. Tetap tajam. Tetap kuat melihat masa depan. Seperti lensa yang kalian pelajari.


Disajikan oleh Mahar Prastowo untuk sidang pembaca, dari cerita Kartono ...

Posting Komentar

0 Komentar