Header Ads Widget

Header Ads

A+

6/recent/ticker-posts

Refleksi 1: Kenapa Tawuran Tak Pernah Selesai?

 


Oleh: Mahar Prastowo 

Setiap tahun kita melihat berita yang sama: tawuran di jalan. Dari era 80-an, 90-an, sampai hari ini, 2025.

Lokasinya berganti. Senjatanya semakin brutal. Tapi ceritanya tetap sama.

Pertanyaannya sederhana: Kenapa tawuran tidak pernah selesai?

Jawabannya juga sederhana: karena tidak pernah sungguh-sungguh diselesaikan.

Selama ini yang kita kerjakan cuma memadamkan api, bukan mencabut sumber apinya.

Kita turunkan aparat. Kita tangkap pelakunya. Kita buat headline berita.

Tapi setelah itu?

Anak-anak itu dilepas. Mereka kembali ke lingkungan yang sama.

Kembali ke rumah-rumah yang kadang kosong.

Kembali ke sekolah-sekolah yang lebih sibuk mendisiplinkan seragam daripada mengasah otak dan hati.

Kita selalu menyalahkan anak-anak, tapi jarang bertanya:
"Kenapa mereka lebih memilih tawuran daripada belajar? Kenapa mereka lebih bersemangat mengayunkan gir daripada mengerjakan PR?"

Mungkin jawabannya menyakitkan:
Karena dalam hidup mereka, tidak ada sesuatu yang layak diperjuangkan.

Hanya kekerasan yang memberi mereka rasa hidup.

Hanya solidaritas dalam bentrok yang membuat mereka merasa berarti.

Mereka tidak butuh ceramah. Mereka butuh masa depan.

Sayangnya, masa depan itu yang selama ini kita rampas diam-diam.

***

Posting Komentar

0 Komentar